JATINANGOR – Presiden Direktur Santri Milenial Centre/ Simac Centre Gus Nur Rohman mengatakan bahwa santri milenial selalu mendorong semua pihak terutama masyarakat untuk semangat menjaga lingkungan dan semangat menumbuhkan ekonomi kerakyatan.
“Sebagai masyarakat yang ada dibawah, harus bersatu sinergi dan kolaborasi membangun bangsa negara yang kita cintai, jangan menunggu yang lain, kita harus terus bergerak jangan sampai meninggalkan generasi yang seperti yang dulu-dulu kedepan harus lebih baik,” ucapnya saat berada di Sabusu Jatinangor. Senin (22/11).
Gus Nur Rohman menambahkan, Indonesia lebih dari 270 juta masyarakatnya tergolong masyarakat santri, masyarakat santri ini harus menjadi contoh kepada dunia bahwa membangun dunia itu harus ala santri. Tidak dengan emosi, nafsu, tapi bagaimana menjaga yang diamanatkan tuhan.
“Kita selalu punya jargon, yakni para leluhur kita, orang tua kita dari dulu sudah menanam, dan hari ini kita menikmati hasil tanaman itu, tugas kita generasi muda santri-santri semuanya terutama santri milenial tugas kita harus menanam supaya anak cucu kita bisa menikmatinya,” tambahnya.
Menurutnya, semangat tersebut harus digelorakan untuk selalu maju apalagi dari sisi pertumbuhan ekonomi, UMKM harus tumbuh, berkembang, tidak hanya kontek domestik saja tapi harus bisa mewarnai dalam kontek dunia atau Internasional.
“Jadi semangat yang harus kita bawa. Bagaimana Indonesia ini harus menjadi contoh, dan mereka sudah melek bahwa Indonesia adalah negara sangat besar layak dijadikan contoh kedepan,” ucap saudara Wapres KH. Ma’ruf Amin itu.
Adanya potensi tersebut, kata ia, Pesantren harus dijadikan tempat untuk pendidikan sampai sekarang, tidak hanya sebagai tempat pendidikan saja pesantren dijadikan tempat untuk dakwah kebaikan-kebaikan.
“Karena ini relatif baru, semangat baru, makanya pa Wakil Presiden menggulirkan program Gus Iwan (Santri Bagus Pinter Ngaji dan Usahawan) supaya harus ada arus baru ekonomi Indonesia salah satunya dipelopori oleh pesantren, yang dibangun calon pengusaha-pengusaha baru yang tumbuh dan dilahirkan dari para santri,” tambahnya.
Oleh sebab itu, lanjut ia, bagaimana caranya pesantren bisa dijadikan pintu masuk hadirnya pesantren tidak hanya mendidik umat, lingkungan tapi juga memberdayakan ekonomi umat.
“Tidak hanya pelatihan harus ada inkubasi dan riset supaya ketika menjalankan itu, kita mempunyai dasar yang kuat, riset-riset kita jangan masuk tempat sampah, tapi harus diimplementasikan dan dikembangkan,” ucapnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Sumedang Fraksi PKB Herman Habibullah mengaku bahwa Pondok Pesantren kedepannya cukup prospektif, karena hari ini pemerintah sudah membuat regulasi untuk melindungi kegiatan aspek santri pada umumnya.
“Memang seperti itu kenyataannya, bahkan Presiden telah meneken Perpres tentang dana pesantren, apalagi disumedang juga sudah mulai pembahasan Perda Pesantren ini bagian regulasi yang tengah kami buat, untuk bersama-sama bahwa peran santri kedepan bukan hanya pendidikan dan dakwah tetapi pemberdayaan,” ucapnya.
Melalui pemberdayaan itu, kata Herman, kedepan santri-santri harus mampu menjadi pengusaha-pengusaha handal dan tangguh.
“Mudah-mudahan dengan hadirnya program Gus Iwan (Santri Bagus Pinter Ngaji dan Usahawan) ini bagian penting yang akan kita dorong di Kabupaten Sumedang,” tutupnya. (tha).