Respon Keluhan Petani, Herman Habibullah Gelar Reses di Sawah

oleh

RADARSUMEDANG.ID – Puluhan warga pemilik dan penggarap sawah di blok Lebakjati Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor

melakukan kerjabakti dengan memperbaiki saluran air yang mengalami rusak dan pendangkalan.

Para petani yang tergabung dari tiga kelompok tani yakni kelompok Tani Hikmah, kelompok Mekarbakti Bhakti dan kelompok Harapan III, bergotong royong memperbaiki agar air bisa kembali mengairi sawah.

Ketua Kelompok Tani Hikmah, Odang mengaku, kesulitan petani dalam memperoleh air dirasakannya sudah terjadi sekitar 5 tahun lalu, yang disebabkan karena adanya irigasi/saluran air yang mengalami rusak.

Odang menambahkan, dampak sulitnya mendapatkan air, mengakibatkan ratusan hektar sawah menjadi terbengkalai. Bahkan, dalam satu tahun petani hanya bisa melakukan penanaman ketika musim hujan saja.

“Sebelum rusak, air yang diperoleh dari sumber mata air Cigondok cukup besar, namun karena banyak saluran air yang jebol air tidak sampai kesini,” katanya. Kami (01/12).

Meski demikian, kata ia, saluran irigasi yang jebol dan dangkal sudah mulai dilakukan perbaikan berkat adanya dorongan dari anggota DPRD Sumedang Herman Habibullah, Dinas PUPR Wilayah Tanjungsari, dan Pemerintah Desa Cileles.

“Alhamdulillah, hari ini kami bersama-sama dengan Pak Dewan (Herman Habibullah) melihat perbaikan saluran irigasi yang rusak yang dikerjakan oleh Dinas PUPR Sumedang, sementara warga membantu pengerukan, karena saluran irigasi mengalami pendangkalan,” katanya.

Sementara itu, Anggota DPRD Sumedang Fraksi PKB Herman Habibullah mengatakan,
kegiatan kerjabakti pengerukan irigasi blok Cahyasari, Lebakjati dan Blok Sunter dilakukan sekaligus kegiatan Reses masa persidangan III DPRD Sumedang yang melibatkan para petani di Desa Cileles.

“Hari ini saya melaksanakan reses yang diisi dengan kerjabakti bersama para penggarap sawah dan kelompok tani di Desa Cileles RW 08, RW 03 dan RW 09,” ucapnya.

Herman menambahkan, upaya tersebut dilakukannya adalah kerjasama antar penggarap dan kelompok tani untuk bersama-sama memperbaiki irigasi yang dipenuhi lumpur.

“Garakannya pengerukan irigasi, para petani dan penggarap diblok lebakjati dan sunter ini sudah hampir 5 sampai 7 tahun tidak bisa bercocok tanam seperti padi dan sayuran,” katanya.

Herman berharap, pemerintah benar-benar memprioritaskan pembangunan untuk ketahanan pangan, jangan sampai istilah ketahanan pangan ini tidak ditunjang dengan infrastruktur yang menunjang keberhasilan ketahanan pangan didaerah.

“Faktor irigasi didaerah benar-benar sangat vital untuk menyuburkan para petani dalam bercocok tanam,” tandasnya. (tha).