RADARSUMEDANG.id, KOTA – Politisi senior DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang, H. Taufiq Gunawansyah membeberkan bagaimana peningkatan suara partai Golkar pada pemilu serentak 2024 kemarin.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan bocoran hasil rekapitulasi perolehan suara tingkat Kabupaten Sumedang yang dilakukan oleh KPU beberapa pekan lalu, Partai Golkar dipastikan menjadi partai pemenang pemilu dengan prediksi 10 kursi dewan di DPRD Sumedang.
Opik (sapaan akrabnya) mengungkapkan di tingkat nasional posisi kenaikan Golkar dirasa pas untuk mendapatkan efek dari pilpres sehingga pada intinya posisi Golkar berada pada posisi yang diuntungkan dan tidak dalam posisi konflik. Tak heran yang mendapatkan efek positif dari pilpres ternyata Golkar.
“Selain di tingkat nasional, di provinsi juga harus kita akui ada sosok seperti Ridwan Kamil kemudian di tingkat lokal juga ada variabel yang menurut saya dari mulai senior-senior Golkar, berfungsinya kembali struktur mekanisme kita (mesin politik),” kata Taufiq Gunawansyah saat dikonfirmasi Radar Sumedang, belum lama ini di DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang.
Adapun sambungnya, berbicara di tingkatan Kabupaten Sumedang, Partai Golkar semakin percaya diri karena telah menyumbangkan caleg terbanyak.
“Jangan lupa juga bahwa caleg yang kita siapkan memang bagus dan bisa meraih peluang bisa kongkrit sehingga menghasilkan suara yang luar biasa. Hal ini juga seakan mengulang sejarah pada masa kejayaan Golkar di legislatif pada tahun 2004 meskipun pada posisi runner up 10 kursi, dan saat ini 10 kursi posisi pertama,” ujarnya.
Lebih lanjut dalam rangka menyongsong pemilu kepala daerah (Pilkada) Sumedang 2024. Partai Golkar sambung Taufiq Gunawansyah merupakan partai paling kaya akan kader-kader potensial yang bisa memunculkan siapa saja yang layak menjadi Cakada.
“Banyak memang kader potensial tapi pada akhirnya ada mekanisme. Akan tetapi dengan alternatif kader yang bagus-bagus yakinlah bahwa akan diperoleh yang akan menjadi calon kada dari partai Golkar memang paling layak, karena tidak sederhana. Jadi secara administratif juga secara prosedural ditempuh juga instrumen objektif yang akan mengukur itu salah satunya di lembaga survei,” tuturnya.
Kendati demikian dirinya sebagai salah satu yang diberi penugasan oleh DPP bersama Erwan Setiawan tentu tidak bisa menghindar dari penugasan itu. Mengingat ada mekanisme yang harus ditempuh.
“Akan tetapi semakin banyak alternatif kader yang dimunculkan itu akan semakin bagus sehingga menunjukkan kekayaan partai Golkar dengan aset-aset yang mumpuni,” katanya. (jim)