Hadapi Tantangan Besar, Komisi 1 DPRD Jabar Dorong Insan Penyiaran Berinovasi

oleh

RADARSUMEDANG.id, JATINANGOR – Anggota Komisi 1 DPRD Provinsi Jawa Barat, H Ridwan Solichin, SIP, M.Si, diundang sebagai narasumber dalam sebuah talk show bertema “Tantangan Insan Penyiaran di Era Keterbukaan Informasi” yang diselenggarakan oleh DiVia TV Universitas Padjadjaran (Unpad) Sumedang, Rabu (12/6/2024). Acara ini membahas berbagai tantangan yang dihadapi insan penyiaran di era keterbukaan informasi.

Dalam pemaparannya, Kang Rinso, sapaannya, menyampaikan beberapa poin penting mengenai tantangan utama yang dihadapi oleh insan penyiaran saat ini.

“Era keterbukaan informasi, ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi dan internet, membawa dampak signifikan terhadap berbagai sektor, termasuk penyiaran. Insan penyiaran kini dihadapkan dengan berbagai tantangan baru yang memerlukan adaptasi cepat dan strategi inovatif untuk tetap relevan dan kompetitif,” ungkap Kang Rinso.

Pertama menurut Kang Rinso, adanya kemudahan akses informasi membuat audiens memiliki banyak pilihan dalam konsumsi media. Penyiaran tradisional menurutnya bersaing dengan platform digital seperti YouTube, Netflix, dan media sosial.

“Begitu juga dengan preferensi audiens yang semakin mengarah pada konten on-demand dan interaktif menuntut insan penyiaran untuk mengadaptasi konten dan format penyiarannya agar tetap menarik dan relevan,” jelasnya.

Kedua, Kang Rinso menekankan pentingnya akurasi dan kredibilitas informasi yang disiarkan. Berita dan informasi dapat tersebar dengan sangat cepat. Kesalahan dalam penyampaian berita dapat merusak reputasi media penyiaran.

“Oleh karena itu, verifikasi informasi menjadi sangat penting dalam proses produksi berita,” tegasnya.

Begitupun dengan munculnya platform media baru yang mengandalkan internet telah menciptakan kompetisi yang sangat ketat. Media penyiaran tradisional harus bersaing dengan media online, blogger, vlogger, dan content creator lainnya.

“Hal ini menuntut insan penyiaran untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan konten yang menarik serta memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan audiens,” ujarnya.

Studi dari Nielsen 2022 menemukan bahwa waktu yang dihabiskan untuk menonton konten di platform streaming meningkat sebesar 32% dari tahun sebelumnya.

Dengan semakin maraknya distribusi konten digital, masalah perlindungan hak cipta dan keamanan digital menjadi tantangan besar. “Insan penyiaran harus mampu melindungi konten mereka dari pembajakan dan penyalahgunaan, serta memastikan keamanan data yang mereka miliki,” tandasnya.

Teknologi penyiaran berkembang dengan sangat cepat, mulai dari penggunaan kecerdasan buatan (AI) hingga realitas virtual (VR). “Insan penyiaran perlu terus mengupdate pengetahuan dan keterampilannya untuk memanfaatkan teknologi-teknologi baru ini. Investasi dalam pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia sangat krusial,” pungkasnya.(rik)