Lebih jauh Acep menuturkan banyak program kegiatan bisa dilaksanakan para pengurus GP Ansor yang sebetulnya tidak perlu biaya banyak. “Sebagai contoh misalnya program bersih-bersih masjid atau bersih-bersih selokan pinggir jalan. Tapi tolong ketika melaksanakan program tersebut harus memakai seragam atau atribut GP Ansor atau Banser,” jelas Acep.
Keberadaan GP Ansor sebagai organisasi besar itu harus bisa dirasakan oleh masyarakat, jangan hanya bisa dirasakan oleh para anggota GP Ansor saja. “Kalau misalnya kita belum bisa melaksanakan program kegiatan, minimal para pengurus harus bangga kemana-mana memakai pakaian Ansor atau Banser. Kita tunjukan bahwa Ansor dan banser itu ada dan bisa dilihat oleh orang lain,” tandasnya lagi.
Memakai seragam atau atribut identitas itu merupakan bentuk kebanggan dan kecintaan terhadap sebuah organisasi. “GP Asor harus terus bergerak, jangan sampai ada ruang-ruang kosong yang tiba-tiba diisi oleh organisasi yang fahamnya tidak sejalan dengan Nahdlatu Ulama,” pungkas Acep. (*/rik)