Padepokan Nurmala Peringati Maulid Nabi SAW

oleh
FOR RADAR SUMEDANG Pupuhu Padepokan Nurmala, Jaka Nurmala

RADARSUMEDANG.ID – Para rengrengan Padepokan Nurmala memperingati Maulid Nabi SAW 1445 H pada Kamis (28/9) malam atau malam Jumat. Rangkaian acara memperingati hari besar Islam itu berupa tawasulan, berdoa dan bersyukur serta mencuci sejumlah benda pusaka hingga melakukan ziarah ke makam leluhur.

 

Kegiatan mencuci sejumlah benda pusaka diisyaratkan atau dimaknai dengan membersihkan diri. “Bahwa dalam satu tahun ini kita berkehidupan ada gesekan dan debu, isyarat bersihkan diri sehingga dilahirkan kembali dalam fitrah yang baik,” sebut Pupuhu Padepokan Nurmala, Jaka Nurmala.

 

Kegiatan tersebut digelar di Padepokan Karya Nurmala wilayah Dusun Cangkuang, Desa Darmajaya, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang. Padepokan Karya Nurmala sendiri merupakan salah satu cabang dari Padepokan Nurmala yang saat ini berpusat di daerah Tasikmalaya.

 

Jaka menerangkan, dalam rangka Maulid Nabi SAW bukan sebatas memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi kita mengingat apa yang dilahirkan Kanjeng Besar Nabi SAW yaitu tentang tata cara berkehidupan. Bagaimana caranya kita hidup sebagai manusia, bagaimana caranya kita hidup sebagai hamba Allah, bagaimana kita bermasyarakat dengan alam dan lingkungan serta sesama manusia.

 

“Inti memperingati Maulid Nabi SAW ini bukan peringati kelahirannya. Tapi memperingati apa yang dilahirkan Kanjeng Besar Nabi SAW yang salah satunya kita menjadi orang yang Rahmatan lil alamin. Makanya dalam acara Maulid Nabi SAW kali ini disertai syukuran. Saya hanya menitik-beratkan kepada khususnya semua rengrengan dan saudara-saudara di Padepokan Nurmala untuk lebih mengingat-ingat apa yang dibawa Nabi SAW,” jelas Jaka.

 

Lebih lanjut dijelaskannya, sesuai rencana Padepokan Nurmala yang saat ini berpusat di daerah Tasikmalaya akan kembali berpusat di Kabupaten Sumedang. “Insya Allah karena Nurmala milik orang Sumedang, karena memang dilahirkan di Sumedang, nanti Insya Allah akan pindah kembali pusatnya ke Sumedang,” ucapnya.

 

Rencana pusat Padepokan Nurmala itu sendiri akan berlokasi di Gumetir, Kampung Buah di bawah kaki Gunung Penuh, Desa Darmajaya. Sebelumnya pusat Padepokan Nurmala juga pernah berlokasi di wilayah Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang.

 

Jaka menambahkan, memakai baju hitam identik dengan seni budaya dan tradisi adat budaya Sunda. Akan tetapi dengan momentum sekarang di acara Maulid Nabi SAW, berbaju hitam harus mampu melihat seperti mata sendiri.

 

“Kalau tidak ada hitam di mata tak ada melihat. Dengan melihat harus bisa menyikapi apa yang diinginkan masyarakat. Apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, khususnya berbangsa dan bernegara serta berkehidupan di wilayah Indonesia,” terang Jaka.

 

Dia berharap agar yang memakai baju hitam lebih mampu melihat dengan penglihatan lebih terang. “Karena mata yang mampu melihat yang hitamnya. Ini mengisyaratkan baju hitam ini mampu melihat keadaan,” pungkasnya. (tri)