RADARSUMEDANG.ID – Salah satu destinasi wisata khususnya wisata alam di Kabupaten Sumedang yang satu ini rupanya sering menjadi tujuan bagi wisatawan lokal maupun luar Sumedang untuk sekedar melepas penat. Meski jarang terdengar, rupanya salah satu spot wisata yang dinamakan Curug Ciputrawangi ini sering dikunjungi oleh wisatawan terutama di akhir pekan.
Selain nuansa alam yang masih asri dan lokasinya berada di pedalaman hutan, Curug Ciputrwangi juga menghadirkan eksotisme air terjun yang menyejukkan lantaran kualitas kejernihan airnya masih terjaga dan selalu dingin. Lokasinya berada di Dusun Ciloa, RT 13/RW 3, Desa Narimbang, Kecamatan Conggeang.
Untuk mencapai Curug ini, jika dari arah Conggeang atau sebaliknya pengunjung akan melihat papan penunjuk arah dari pinggir jalan di sekitar. Salah seorang pengelola yang akrab disapa Pak Olot (54) mengatakan bahwa di Curug Ciputrawangi sering dikunjungi untuk berwisata maupun yang hendak melaksanakan pendakian ke puncak Gunung Tampomas.
Selain itu ada juga yang berkunjung ke Curug Ciputrwangi untuk sekedar berkemah di sekitar Curug. Terlebih curug ini juga menawarkan lokasi untuk camp (kemah).
“Biasanya suka ada pendaki juga yang titip kendaraan disini, dan itu tarifnya mau berapa malam tetap saja cuman bayar Rp 10 ribu. Sedangkan kalau untuk sekedar main atau sekedar kemah hanya Rp 5 ribu per orang,” kata Pak Olot kepada sejumlah awak media di lokasi Curug, Jumat (21/7).
Lebih dari itu lanjut Pak Olot, terdapat area perkemahan dengan kapasitas sekitar 20 hingga 25 tenda. Satu bangunan pendopo ukuran sekitar 4 x 5 meter persegi dan lahan lapang yang biasa dipergunakan untuk api ungun.
“Jadi kalau ada sekolah, acara pramuka atau yang kemping sengaja itu biasanya suka bikin api ungun di tengah-tengah lapang tersebut. Beberapa meter di depan bangunan pendopo itu, terus tenda biasanya suka keliling area,” ujarnya.
Pak Olot juga mengatakan, Curug Ciputrwangi dari tahun ke tahun mengalami perubahan dari yang sebelumnya tidak ada fasilitas umum kini sudah ditata sedemikian rupa. Bahkan kini telah dibangun ‘Ciputrawangi Garden’ yang memiliki nuansa eropa.
Para pengunjung dapat menikmati fasilitas bermain air yang didesain seperti kebun kurcaci, lengkap dengan kincir air tiruan seperti di Belanda. “Konsepnya, ya menyesuaikan saja dan seadanya, kalau orang anggap ini mirip konsep apa atau apa itu mangga (silahkan) bebas. Awalnya ini buat tempat selfie atau foto-foto. Terus kalau anak-anak main air, di sini lebih di kondisikan untuk areal bermainnya,” ucap Pak Olot.
Pengunjung juga tak perlu khawatir kelaparan, karena ada warga sekitar yang menjual menu makan tradisional seperti nasi liwet berikut lalapan juga daging maupun ikan yang bisa disantap ditengah suasana alam curug Ciputrwangi.
Terlebih untuk mencapai Ciputrawangi Garden dan Perkemahan, pengunjung harus berjalan kaki untuk menuju curug dengan jarak sekitar 200 meter. “Jadi di curug sana, pengunjung bisa main air, mandi, karena lokasi turunan air itu dibendung. Kemudian kebawahnya disalurkan lagi ke curug curug kecil atau buatan menggunakan bambu. Di sana juga terdapat curug yang airnya menuju sungai sekaligus untuk air kebutuhan warga sekitar, pesawahan warga dan kolam-kolam ikan milik warga,” terang Pak Olot.
Sebagai tambahan tutup Pak Olot, dirinya berharap apa yang menjadi cita-cita bersama atas objek wisata alam ini bisa terwujud secara optimal. “Alhamdulillah, mulai pekan ini sudah di cor juga jalan untuk kendaraan roda empat agar aksesnya sampai ke lokasi parkir di sini” jelasnya. (jim)