Pelajar MA Plus Al Munir Gali Nilai Sejarah Melalui Kunjungan ke Tempat Bersejarah

oleh
Para pelajar fase E MA Plus Al Munir Sumedang berfoto di dalam Museum Prabu Geusan Ulun dimana terdapat replika Mahkota Binokasi

RADARSUMEDANG.id, KOTA – Seluruh pelajar Fase E MA Plus Al Munir Sumedang mengambil bagian dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (P5 PPRA) dengan antusias. 

Pada Kamis (12/10/2023), mereka melakukan kunjungan ke beberapa tempat bersejarah di Sumedang sebagai bagian dari upaya mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila dengan menggunakan paradigma baru melalui pembelajaran berbasis projek dalam implementasi kurikulum merdeka di tingkat madrasah aliyah.

Kunjungan ini mencakup tiga lokasi bersejarah, di antaranya Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang, Tahura Gunung Kunci dan Makam Pahlawan Nasional asal Aceh Cut Nyak Dhien .

Di Museum Prabu Geusan Ulun, para pelajar yang didampingi oleh sejumlah guru pendamping menunjukkan antusiasme tinggi dalam memahami masa keemasan Kerajaan Sumedang Larang, salah satu kerajaan paling berpengaruh di Tanah Pasundan. Mereka secara aktif menggali nilai-nilai sejarah dari koleksi museum, mendapatkan wawasan lebih jauh tentang peradaban kerajaan tersebut.

Mengunjungi tempat disimpannya Kereta Naga Paksi di Museum Prabu Geusan Ulun bersama sepasang turis asing yang kebetulan berkunjung juga

Selanjutnya, di Gunung Kunci, pelajar-pelajar tersebut tampak seolah melacak jejak sejarah dari saksi bisu kolonialisme Belanda di Sumedang pada sekitar 1914-1917. Mereka mengeksplorasi benteng pertahanan Belanda yang dibangun sebagai antisipasi terjadinya perang besar, khususnya selama Perang Dunia 1.

Puncak kunjungan bersejarah ini di Makam Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien di Gunung Puyuh. Dengan lembar kerja yang dibagikan oleh guru pendamping, para pelajar berperan layaknya seorang jurnalis, mengobservasi sekaligus mewawancarai sejumlah narasumber yang berkaitan dengan sejarah makam tersebut.

Kepala Sekolah MA Plus Al Munir Sumedang, H Budiman, S.Pd, MM menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar perjalanan wisata sejarah, tetapi juga bagian dari metode pembelajaran aktif yang menekankan pada penguatan nilai-nilai Pancasila dan kecintaan terhadap sejarah bangsa.

“Dengan melibatkan para siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, kami berharap mereka tidak hanya memahami sejarah secara teoritis, tetapi juga mampu menginternalisasi nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya,” ujar H Budiman.

Diharapkan bahwa kegiatan ini akan memberikan dampak positif dalam membentuk karakter para pelajar serta mengembangkan pemahaman mendalam mereka terhadap sejarah dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.(rik)