RADARSUMEDANG.id, SUMEDANG – Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir, menantang Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) untuk mengembangkan aplikasi digital terpadu yang memuat informasi lengkap tentang dunia peternakan di Kabupaten Sumedang.
Tantangan itu disampaikan Bupati saat menerima kunjungan jajaran Diskanak dan petugas Inseminasi Buatan (IB) di Gedung Negara, Kamis (12/6/2025).
“Saya minta dibuatkan aplikasi atau dashboard yang memuat peta populasi hewan ternak secara menyeluruh. Harus ada foto hewannya, lokasi peternakan, nama dan alamat pemilik, kalau bisa hingga visualisasi 360 derajat,” ujar Bupati Dony.
Ia menambahkan, keberadaan aplikasi ini akan sangat membantu masyarakat dalam mencari hewan ternak tertentu dengan cepat dan akurat.
“Saya ingin jumlah dan populasi hewan ternak, terutama hewan berkaki empat seperti sapi, kambing, dan domba, terdata jelas dan selalu diperbarui. Dengan begitu, siapa pun bisa mengetahui posisi dan ketersediaannya secara real-time,” lanjutnya.
Menurut Dony, digitalisasi informasi peternakan tak hanya mempermudah pelayanan publik, tapi juga mempertemukan langsung produsen dan konsumen, serta memotong jalur distribusi pasar yang tidak efisien.
“Cukup buka aplikasi, pilih peta wilayah Sumedang, klik kecamatan atau desa yang diinginkan, lalu muncul data lengkap hewan ternak berikut kontak pemiliknya,” jelasnya.
Ia berharap inovasi ini bisa mempercepat layanan, meningkatkan efisiensi, dan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan peternak lokal.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Diskanak Sumedang, Mursjid Abdollah, menyatakan kesiapannya untuk memenuhi tantangan Bupati.
“Dengan dukungan tenaga ahli Pranata Komputer yang kami miliki, kami siap mengembangkan aplikasi ini. Ini adalah langkah positif yang akan segera kami tindak lanjuti,” kata Mursjid.
Ia juga memaparkan data populasi ternak di Sumedang saat ini: ayam potong sebanyak 3 juta ekor, ayam petelur 250 ribu ekor, sapi perah 3.500 ekor, sapi potong 27 ribu ekor, domba 83 ribu ekor, dan kambing 27 ribu ekor.
“Saat ini hanya ayam potong yang mengalami surplus. Untuk telur, susu, dan daging, sebagian besar masih didatangkan dari daerah lain,” pungkasnya. (jim)