JATINUNGGAL – Para pencari ikan asal Desa Pawenang, Kecamatan Jatinunggal mengaku masih trauma untuk mencari ikan, pasca tenggelamnya Rosid, warga Desa Sukahening, Desa Pawenang di perairan Waduk Jatigede Blok Gagaksangkur, Senin (25/2) malam.
Mereka memilih bekerja yang lain daripada harus pergi ke perairan Jatigede untuk mencari ikan.
“Saya ikut kerja bangunan dulu saja atau kerja yang lain. Saya masih khawatir ke laut (Waduk Jatigede),” ujar pencari ikan asal Dusun Sukahening, Rabu (27/2).
Disebutkan, semenjak kejadian tenggelamnya Rosid, tidak ada warga sekitar Pawenang yang mencari ikan. Padahal selama ini kebanyakan warga sekitar banyak yang penghidupannya mengandalkan jual ikan.
Kades Pawenang, Kecamatan Jatinunggal Dede Tahya membenarkan adanya rasa trauma di kalngan warga yang kesehariannya bekerja sebagai pencari ikan.
Bahkan pihak Pemerintah Desa, sudah mengintruksikan warganya untuk tidak beraktivitas di perairan waduk paska kejadian tenggelamnya Rosid.
“Sementar kita liburkan dulu,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, telah memberikan himbauan kepada warga yang mau beraktivitas mencari ikan di perairan waduk harus memakai alat pengaman seperti pelampung atau sampan yang memenuhi standar keamanan.
“Di waktu yang akan datang yang mau mengambil ikan terutama pakai jaring diwajibkan pakai pelampung yang telah disediakan oleh desa,” tegasnya.
Untuk mengantisipasi terkait keselamatan para pencari ikan, tambah dia, pemerintah desa akan membuat aturan-aturan keselamatan dalam bentuk peraturan desa (Perdes), tentang pentingnya keselamatan diri bagi para pelaku pencari ikan di Jatigede
Sementara itu pada hari kedua pencarian Rosid, Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD Sumedang, unsur TNI, unsur Kepolisian serta Satpol PP terus melakukan pencarian hingga radius 300 meter dari tempat tenggelam korban. Pencarian dilakukan dengan menelusuri perairan menggunakan kapal motor dan penyelaman.
Namun upaya pencarian hingga pukul 17.00 belum menemukan hasil. (gun)