RADARSUMEDANG.id, KOTA — Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno, mengungkapkan bahwa sekitar 70–80 persen wilayah Sumedang memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam. Kondisi geografis Sumedang yang dipenuhi gunung dan bukit menjadi penyebab utama tingginya potensi bencana.
“Sumedang merupakan daerah dengan potensi bencana yang masuk kategori menengah hingga tinggi,” ujar Atang, Minggu (19/1).
Musim penghujan menjadi tantangan besar karena sering memicu banjir dan longsor. Beberapa kecamatan rawan banjir di antaranya Ujungjaya, Tomo, dan Wado. Sementara itu, Cimanggung, Tanjungsari, dan Jatinangor adalah wilayah yang paling rentan terhadap longsor.
Kecamatan Cimanggung tercatat memiliki pergerakan tanah tertinggi. Longsor besar pada 2021 di wilayah ini menelan sekitar 40 korban jiwa. Untuk mencegah kejadian serupa, BPBD Sumedang bekerja sama dengan TNI/Polri dan ilmuwan memasang alat deteksi longsor di kawasan tersebut.
Di Kecamatan Ujungjaya yang rawan banjir, BPBD bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan pengelola air setempat untuk memantau serta mengelola risiko banjir.
“Air cepat naik saat hujan deras, dan ketika kemarau, daerah ini langsung mengalami kekeringan,” jelas Atang.
Potensi banjir bandang juga menjadi perhatian di kawasan wisata Citengah. BPBD telah memasang alat pemantau ketinggian air bersama BRIN dan Universitas Indonesia sebagai langkah mitigasi.
Selain itu, jalur Cadas Pangeran menjadi perhatian khusus karena rawan longsor dan pohon tumbang. Atang memastikan upaya rekayasa penebangan pohon rawan telah dilakukan, namun masyarakat tetap diminta berhati-hati melintasi kawasan tersebut.
BPBD gencar melakukan sosialisasi mitigasi bencana melalui media elektronik, cetak, dan pertemuan langsung di desa-desa. Spanduk dan rambu jalur evakuasi juga telah dipasang di sepanjang jalan di 26 kecamatan.
Program Desa Tangguh Bencana (Destana) menjadi salah satu andalan BPBD dalam melibatkan masyarakat untuk kesiapsiagaan bersama.
“Penanggulangan bencana tidak bisa hanya mengandalkan BPBD, kami mengajak masyarakat untuk berperan aktif,” tegas Atang.
Melalui berbagai langkah ini, BPBD Sumedang berharap dapat meminimalkan dampak bencana sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana di wilayah rawan.(gun)