Puluhan Penyandang Disabilitas Ikuti Workshop Membatik

oleh
Workshop membatik dengan teknik colet digelar Harmoni Tuli di gedung SCC, Sabtu (18/1). Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang dari sejumlah kalangan, diantaranya disabilitas.

RADARSUMEDANG.id, KOTA — Puluhan penyandang disabilitas di Kabupaten Sumedang mengikuti workshop membatik di Gedung Sumedang Creative Center (SCC), Sabtu (18/1). Acara yang digagas oleh komunitas Harmoni Tuli ini dihadiri sekitar 30–40 peserta, termasuk penyandang tunadaksa, tuli, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Peserta tampak antusias mengikuti kegiatan yang menggunakan teknik membatik colet, sebuah metode sederhana yang bertujuan memberdayakan penyandang disabilitas agar memiliki keterampilan untuk menunjang dunia kerja.

Cucu Minah, salah satu peserta, mengaku senang mengikuti workshop meski menemui beberapa kesulitan.

“Ikut membatik ini baru pertama kali bersama teman-teman. Meskipun sedikit kesulitan menggunakan canting, saya senang bisa membuat motif bunga di kain batik,” ujar Cucu.

Ia berharap kegiatan serupa dapat lebih sering diadakan agar lebih banyak penyandang disabilitas mendapatkan kesempatan belajar.

Pemilik komunitas Harmoni Tuli, Nadine Nadhifa Arizalda, menyampaikan bahwa workshop ini bertujuan membuka ruang bagi penyandang disabilitas untuk mengembangkan potensi mereka.

“Kami berharap dengan kegiatan seperti ini, teman-teman disabilitas bisa berdaya dan menunjukkan bahwa mereka mampu melakukan banyak hal,” kata Nadine.

Ia juga mengajak pemerintah lebih bersinergi dengan komunitas disabilitas untuk menciptakan acara inklusif, termasuk melibatkan mereka dalam perayaan-perayaan besar di Sumedang.

Workshop ini menghadirkan Humaira Arsya sebagai pemateri. Humaira menjelaskan bahwa teknik membatik colet menggunakan kuas untuk pewarnaan, sehingga lebih mudah bagi pemula, termasuk penyandang disabilitas.

“Teknik colet ini lebih sederhana karena tidak perlu melalui proses pencelupan warna yang rumit,” jelas Humaira.

Kegiatan seperti ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan peserta, tetapi juga membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk lebih berdaya secara sosial dan ekonomi. Selain itu, workshop ini menjadi bukti nyata bahwa inklusivitas dapat diwujudkan di berbagai bidang, termasuk seni.(gun)