Mengenal Sosok Penyiar Islam di Sumedang Pangeran Santri

oleh
Juru kunci berdoa di samping makam Pangeran Kusumah Dinata I, atau lebih dikenal Pangeran Santri. Gelar Pangeran Santri didapat karena Pangeran Kusumah Dinata I merupakan orang pertama yang mengajarkan Islam di kerajaan Sumedang Larang.

RADARSUMEDANG.id, KOTA – Presiden RI Joko Widodo telah menetapkan tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional (HSN). Tahun ini, peringatan HSN mengambil tema Jihad Santri Jayakan Negeri.

Pada momen HSN ini,tidak ada salahnya untuk berziarah ke komplek makam Pasarean Gede di Lingkungan Pasarean Kelurahan Kota Kulon Kecamatan Sumedang Selatan. Seperti diketahui, di komplek pemakaman tersebut terdapat makam Pangeran Kusumah Dinata I, atau lebih dikenal Pangeran Santri. Ia merupakan salah satu tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di kerajaan Sumedang Larang, bahkan semua penjuru kerajaan sunda.

Makam Pangeran Santri bersebelahan dengan istrinya yakni Ratu Dewi Inten Dewata yang dikenal sebagai Ratu Pucuk Umun, salah satu pemimpin Kerajaan Sumedang Larang kala itu. Mereka  memimpin Kerajaan Sumedang Larang pada pertengahan abad 16. 

Juru Kunci Makam Pasarean Gede, Nana Sujana menuturkan, Pangeran Santri merupakan cucu dari Sunan Gunung Djati, dari garis ibu. Sementara dari garis ayahnya yang bernama Pangeran Pamelekaran, adalah cucu dari Syekh Maulana Abdurahman atau Pangeran Panjunan dan cicit dari Syekh Datuk Kahfi dari Cirebon. 

“Datang ke Sumedang, Pangeran Santri awalnya bernama Raden Soleh saat Sumedang Larang belum mengenal Islam,” ujar Nana, Minggu (22/10).

Adapun, kedatangan Pangeran Santri ke Sumedang Larang kala itu sebagai ulama. Ia lalu bertemu dengan Ratu Pucuk Umun yang saat itu tengah memimpin Kerajaan Sumedang Larang.

“Kala itu Pangeran Santri diperintah untuk menghadap ke Keraton Sumedang Larang oleh Ratu Pucuk Umun yang saat itu Kerajaan Sumedang Larang berada di Kutamaya (sekarang masuk wilayah Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara),” ucapnya.

Nana mengisahkan, kala itu Pangeran Santri pun memperkenalkan tentang ajaran agama Islam kepada Ratu Pucuk Umun. Sementara saat itu Kerajaan Sumedang Larang menganut Sunda Wiwitan. Hingga akhirnya Ratu Pucuk Umun pun memeluk agama Islam lalu kemudian menikah dengan Pangeran Santri. 

“Dari sanalah awal mula gelar Pangeran Santri disandang oleh Raden Soleh, karena menjadi orang yang pertama mengenalkan Islam di Kerajaan Sumedang Larang,” imbuhnya.

Menurut Nana, dengan kedudukannya sebagai pemimpin Sumedang Larang bersama istrinya, menjadikan agama Islam mudah tersebar di tatar Sunda. 

“Jadi Pangeran Santri ini leluasa menyebarkan agama Islam di tatar Sunda lantaran telah diakui oleh istrinya yang kala itu menjadi pemimpin Sumedang Larang, jadi tidak ada halangan saat menyebarkan Islam sampai ke wilayah pelosok-pelosok Jawa Barat saat ini,” katanya lagi.

Sedangkan, dari pernikahannya dengan Ratu Pucuk Umun, Pangeran Santri dikarunia enam orang putra putri di antaranya Pangeran Angkawijaya atau Prabu Geusan Ulun, Kiyai Rangga Haji, 

Kyai Demang Watang di Walakung, Santowaan Wirakusumah, Santowaan Cikeruh dan Santowaan Awiluar.

“Setelah Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umun, kekuasaan Kerajaan Sumedang Larang dilanjutkan oleh putra tertuanya yakni Prabu Geusan Ulun,” ucapnya. (gun)