Kang Rinso Serukan Pentingnya Memaknai Hari Raya Kurban

oleh

RADARSUMEDANG.id, JATINANGOR – H. Ridwan Solichin, SIP, MSi, yang akrab disapa Kang Rinso, menyampaikan pesan penting terkait Hari Raya Idul Adha yang akan dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah 1445 H. Sekretaris Fraksi PKS DPRD Provinsi Jawa Barat sekaligus Bakal Calon Bupati Sumedang ini mengingatkan masyarakat akan nilai-nilai spiritual dan sosial yang terkandung dalam perayaan hari besar tersebut.

“Jika tidak ada aral melintang, pada tanggal 10 Dzulhijjah 1445 H, kita akan melaksanakan Hari Raya Idul Adha atau lebih dikenal dengan sebutan Hari Raya Kurban. Bagi saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan ibadah Haji di Tanah Suci Makkah, pelaksanaan Hari Raya Kurban sehari setelah jamaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah. Banyak pesan dan pelajaran penuh makna yang terdapat dalam setiap peristiwa haji dan kurban,” ujar Kang Rinso.

Ia menjelaskan, kata ‘kurban’ berasal dari bahasa Arab ‘qaruba-yaqrubu-qurbanan’ yang berarti mendekatkan diri. Dalam literasi Arab, kurban disebut ‘udlhiyyah’, yang merupakan bentuk jamak dari kata ‘dlahiyah’ yang berarti binatang sembelihan. Udhlhiyyah merujuk pada hewan ternak yang disembelih pada hari Nahar (10 Dzulhijjah) dan hari Tasyriq.

Kang Rinso menekankan bahwa meski pelaksanaan Hari Raya Kurban tampak sebagai rutinitas keagamaan tahunan, maknanya sangat dalam. Ia menyebutkan pentingnya keteladanan dan ketaatan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS serta dampak sosial dan ekonomi yang diuraikan dalam QS. Al Hajj: 28.

“Secara spiritual, kurban adalah penyembelihan binatang ternak sebagai wujud ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT (Taqorrub ila Allah). Ini juga bermakna pembersihan nafsu-nafsu kebinatangan dari diri manusia untuk penyucian diri (tazkiyah), sehingga kita benar-benar menjadi hamba yang taat,” lanjutnya.

Dari dimensi sosial, kurban merupakan implementasi kepedulian sosial, semangat berbagi, dan sikap mengasihi sesama, terutama tetangga dan masyarakat yang kurang mampu. Nabi Muhammad SAW, setiap Idul Adha selalu menyembelih hewan kurban sendiri dan mendistribusikannya kepada kaum fakir dan miskin, menyisakan sedikit untuk keluarganya. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan kegembiraan di tengah masyarakat.

Kang Rinso juga menyoroti persoalan sosial yang masih menghantui sebagian masyarakat, seperti tingginya angka kemiskinan dan pengangguran. Ia mengutip data BPS yang menunjukkan bahwa angka kemiskinan nasional mencapai 9,36% atau setara dengan 25,9 juta jiwa, sementara tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,82% atau 7,20 juta jiwa. Selain itu, 9,9 juta Generasi Z di Indonesia dilaporkan tidak kuliah, tidak bekerja, dan tidak mengikuti pelatihan.

Dalam konteks bencana alam yang melanda beberapa daerah, Kang Rinso mengajak agar pelaksanaan kurban tahun ini diprioritaskan untuk membantu masyarakat yang terkena bencana. “Kita harus membangun kepedulian untuk meringankan beban hidup saudara-saudara yang sedang ditimpa musibah,” katanya.

Menjelang pemilu dan pergantian pemerintahan, Kang Rinso berharap para pemimpin bangsa dapat meneladani semangat kurban. “Peristiwa kurban hendaknya menjadi pelajaran bagi pemimpin untuk mengorbankan ego pribadi demi kepentingan bangsa dan negara. Sudah saatnya, para pemimpin berkurban segala bentuk kepentingan pribadi dan menggantinya dengan kepentingan publik,” tegasnya.

Makna kurban, lanjut Kang Rinso, harus menjadikan para pemimpin lebih jujur, transparan, dan berkomitmen pada kesejahteraan masyarakat. “Jangan sampai di tengah penderitaan rakyat, masih ada pejabat yang melakukan korupsi dan memperkaya diri sendiri.”

Terakhir, Kang Rinso menekankan pentingnya semangat kolaborasi dalam pelaksanaan kurban, yang melibatkan banyak pihak mulai dari pembelian, penyembelihan, hingga pendistribusian daging kurban. Dampak ekonomis dari kurban diharapkan bisa dirasakan oleh berbagai pihak, termasuk peternak hewan, pembuat pakan ternak, dan penjual hewan kurban musiman.

“Kita harus memaknai setiap perayaan hari besar keagamaan dengan nilai dan makna yang mendalam. Hari Raya Kurban bukan hanya kewajiban memotong hewan kurban, tetapi juga sikap mengorbankan kepentingan pribadi untuk kepentingan bangsa dan negara,” pungkasnya.(rik)