RADARSUMEDANG.ID – Permainan Lato-lato atau nok-nok (dalam bahasa Sunda) terus merebak di kalangan anak-anak maupun dewasa. Permainan jaman dahulu (jadul) era 90-an itu kembali muncul dan kerap dimainkan terutama sejak libur semester ganjil kemarin.
Bahkan di setiap tempat di Indonesia bunyi lato-lato kerap terdengar baik di ruang publik maupun pemukiman warga. Hal itu menjadi kekhawatiran para guru di sejumlah SMP di Kabupaten Sumedang, khususnya di SMPN 1 Cimalaka (Saci).
Kepala SMPN 1 Cimalaka, Enung Titin mengatakan, pihaknya sudah menghimbau kepada semua siswa-siswi menjelang libur semester pada bulan Desember 2022 kemarin, supaya tidak terlalu fanatik dengan permainan lato-lato.
“Hari pertama masuk sekolah di tahun 2023, pada saat upacara bendera kami sudah mewanti-wanti kepada seluruh siswa akan bahaya yang bisa saja menimpa ketika bermain lato-lato. Karena ada beberapa kejadian yang dapat membahayakan anak sehingga sebisa mungkin hindari permainan itu,” kata Enung Titin saat ditemui RADARSUMEDANG.ID di kampus II Saci, Senin (9/1).
Adapun kata Enung, kalaupun para peserta didik sudah tergolong ahli bermain lato-lato agar lebih berhati-hati. Mengingat jika kurang lihai memainkan, dirinya sudah melihat berbagai dampak yang terjadi saat anak bermain lato-lato.
“Sekolah bukan untuk main lato-lato, jadi usahakan hindari. Karena banyak kejadian karena kurang lihai, ada yang kena mata, kena tangan sehingga berbahaya juga kalau kurang lihai memainkannya,” ujarnya.
Kendati demikian dikatakan Enung, di semester genap ini para peserta didik bisa lebih meningkat semangat belajarnya. Selain itu siswa-siswi kelas IX juga akan segera melakukan ujian.
“Dengan semangat kurikulum merdeka belajar, para guru penggerak yang kami miliki, juga sekolah kami sebagai pilot project implementasi kurikulum merdeka belajar. Jadi meskipun kelas VII dan VIII itu belum menggunakan kurikulum merdeka belajar, banyak nuansa dan hal yang diselaraskan dengan kurikulum merdeka belajar,” katanya. (jim)